Seorang rekan keluar dari ruangan bos samil ngomel-ngomel, "Emangnya kalo gue gak berubah kenapa? Kan gak ada yang salah dengan kinerja gue! Target dah tercapai, mo apa lagi! mentang- mentang...""Mentang-mentang apa bro?" tanya saya
"Itu tuh, bos lu tuh...., Kita diminta membuat perubahan pada diri kita masing-masing..! Kerjaan kita kan beres-beres aja selama ini, bagus malah!"
"Oh, gitu...??" kata saya sambil merenung.
Rupanya meskipun kinerja kawan itu baik-baik saja bos tetap memintanya melakukan perubahan. Makanya dia ngomel-ngomel merasa tak ada yang tak beres.
Esoknya ternyata giliran saya yang dipanggil bos dan dikuliahin hal yang sama dengan rekan saya, cuma saya gak ngomel-ngomel karena sudah tahu lebih dulu apa yang mau diinstruksikan... Dan rupanya alasan utamanya sederhana saja, yakni terjadinya perubahan yang kian hari kian cepat, pesaing kitapun melakukan perubahan, bahkan pemain baru
juga bermunculan dengan membawa produk atau jasa yang lebih kreatif.
Jadi persoalannya mau tidak mau harus melakukan inovasi dan perbaikan-perbaikan secara terus-menerus kalau tidak ingin menjadi korban (victim) dari perubahan jaman. Pilihannya hanya satu yakni menjadi pemenang alias victor! Ayo berubah!



Kita sering mengharapkan perubahan terjadi tetapi kita enggan bila kita yang harus melakukan proses perubahan itu. Kita selalu menginginkan hasil peruahan (yang baik) bisa kita peroleh tanpa perlu bersusah payah meninggalkan kebiasaan nyaman kita. Padahal semua orang tahu tidak akan ada hasil yang berubah jika cara yang digunakan tetap sama seperti semula. Hanya orang gila yang mengharapkan perubahan terjadi dengan melakukan hal yang tidak berubah. dan kebanyakan kita begitu. Kita benci melakukan perubahan, tetapi kita rindu hasil yang lebih baik, lebih bagus, lebih kuat, lebih sehat, lebih cantik... dan berjuta lebih yang lainnya.